June 10, 2023
Tazkirah

Kisah Nabi Musa ingin melihat Keadilan Allah SWT

Kisah Nabi Musa berikut ini akan membantu kita untuk memahami bagaimana sebenarnya keadilan Allah pada hamba-Nya.

Dikisahkan, Nabi Musa  as. Pernah bermunajat kepada tuhannya di atas bukit Thur. Dalam munajat beliau berkata, “Tuhanku, perlihatkan kepadaku keadilanMU. “Allah menjawab, “Engkau lelaki yg tangkas,  pemberani, tetapi  tidak  akan mampu bersabar untuk memahami keadilanKu .”
“ Insya Allah Saya mampu bersabar dengan  taufikMu, ” jawab musa as. Kemudian Allah berfirman  ” pergilah menuju mata air  di suatu tempat , lalu bersembunyilah di baliknya dan perhatikan apa yang akan terjadi,  di situ kamu akan melihat apa yang kau inginkan , ”

Musa as. Berjalan dan mendaki anak bukit di balik mata air itu, lalu duduk bersembunyi. Tidak berapa lama datang  seorang penunggang kuda  di mata air itu , lalu ia turun dari kudanya dan berwuduk serta minum   air dari mata air itu. Ia  meletakkan bekas wang yg berisi wang 1000 dinar, lalu meletakannya di sampingnya lalu solat. Kemudian lelaki itu kembali menaiki kuda dan ia lupa bekas wangnya.

Tidak lama kemudian  , datang seorang anak kecil ,lalu meminum air dari mata air itu dan pergi sambil mengambil  bekas wang yg ditemukan di tempat itu . Setelah anak kecil itu pergi , datanglah seorang lelaki tua buta. Ia minum dari mata air itu, berwuduk dan berhenti sejenak untuk solat,setelah solat, ia duduk santai melepas lelah. Bersama dengan itu, lelaki penunggang kuda yang datang pertama tadi teringat dengan  bekas wangnya. Ia kembali dari perjalanannya dan segera menuju sumber mata air itu , namun  ia tidak menemukan bekas wangnya. Ia hanya melihat laki laki buta itu yang sedang duduk berehat .

Dia mencurigai lelaki tua tersebut .  : “Saya kehilangan bekas wang yg berisi 1000 dinar di tempat ini. Tidak ada orang yg datang ke tempat ini selain kamu.” tuduh penunggang kuda itu. ”kamu tau saya lelaki buta, maka bagaimana mungkin saya yang buta  mengambil  bekas wangmu?” jawab lelaki yg buta itu .

Penunggang kuda itu  marah atas ucapan lelaki tua tersebut  .Ia mencabut pedang dan menghunuskannya pada lelaki malang itu sampai mati . Ia memeriksa mayat lelaki tua itu dan bekas wangnya yang di carinya tidak ditemukan ia pun pergi dan meninggalkan mayat  malang itu dengan wajah kesal.

Menyaksikan peristiwa tragis tersebut Musa as. merasa pelik dan hilang kesabarannya  . Ia  berkata, “Tuhanku dan junjunganku, kesabaranku benar-benar terhakis dan Engkau benar-benar Dzat yg Maha Adil, maka berilah saya pengetahuan dan penjelasan bagaimana semua ini boleh terjadi ?”

Allah memerintahkan Jibril untuk memberikan penjelasan. Jibril as. berkata kepada Musa as. ”Hai Musa as. Allah swt. Berfirman: Aku mengetahui semua rahsia dan  lebih mengetahui dari pada yg kamu ketahui. Adapun anak kecil  yg mengambil bekas wangnya tersebut, sebenarnya ia hanya mengambil hak miliknya sendiri. Karena orang tua anak kecil tersebut adalah orang upahan lelaki penunggang kuda itu  . Upah yg harus diterimanya terkumpul dalam jumlah uang yg terdapat didalam bekas wangnya yg di bawa lelaki penunggang kuda itu dan upah tersebut  belum terbayar. Anak itu hanya mengambil haknya.

Adapun lelaki tua yg buta itu, adalah orang yang telah membunuh ayah dari penunggang kuda tersebut ketika ia belum buta. Allah telah mengambil hukum Qishash dan menyampaikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Keadilan kami (Allah) sangat lembut.” setelah Musa as. Mengetahui hal tersebut,  memohon keampunan kepadaNya.

X