June 10, 2023
Tazkirah

Sedekah Penaung di Mahsyar

Saudara sekelian,

Di alam akhirat adalah alam yang ghaib dan tanpa ada sesiapapun yang dapat menolong kita melainkan amal soleh kita sendiri dan syafaat Rasulullah SAW.

Sebagaimana kita sedia tahu bahawa al-Quran yang kita baca ketika di dunia dulu adalah penolong di saat kita berada di alam kubur. Maka bacalah dan  amalkanlah setiap hari (jangan bertangguh lagi) agar dia dapat menolong kita di kubur nanti.

Satu lagi amalan yang patut kita amalkan ketika di dunia ini ialah dengan bersedekah… Kalau al-Quran akan membantu kita di kubur, maka SEDEKAH pula akan menolong kita ketika hari pengadilan di padang Mahsyar Sedekah akan menjadi payung atau penaung kita daripada kepanasan  di hari Mahsyar.   Biasakan dengan sedekah setiap hari walaupun hanya sedikit khususnya sebelum/selepas solat Subuh..

Sabda Rasulullah SAW :

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ، فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُوْلُ الْآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

“Tidak ada hari di mana hamba berada di dalamnya kecuali ada dua Malaikat yang turun. Salah satu daripadanya berkata (berdoa): “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.” Sedangkan Malaikat yang satu lagi berkata (berdoa): “Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang tidak mahu berinfak.” [Shahih al-Bukhari, no. 1442 dan Shahih Muslim, no. 1010]

Ada 7 golongan yang akan mendapat naungan atau payung di Mahsyar

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,  Imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Rabbnya. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, 2 orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah,  seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah, seseorang yang bershodaqoh lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya dan orang yang berdzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” 

(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-hdan Muslim, no. 1031).

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ, وَذَكَرَ مِنْهُمْ: وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.” Kemudian diantara yang beliau sebutkan, “Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kirinya.” (HR. Bukhari, no.660 & Muslim, no.2427)

Imam an-Nawawi berkata, “Di dalam hadits ini terdapat penjelasan tentang keutamaan sedekah secara sembunyi-sembunyi. Para Ulama berkata; ‘Untuk sedekah sunnah, lebih utama untuk merahasiakannya. Karena yang demikian itu lebih dekat kepada keikhlasan dan jauh dari riya’. Adapun sedekah wajib (zakat), lebih utama ditunaikan dengan terang-terangan. Begitu juga dengan shalat, mengerjakan shalat fardhu dengan terang-terangan lebih utama, sedangkan shalat sunnah lebih utama dikerjakan dengan sembunyi-sembunyi’.” (Syarh Nawawi ‘ala Muslim, III/481)

Imam ahli hadis terbesar di Andalusia Al-Hafiz Ibn Abdil Bar dalam dua kitabnya Al-Tamhid dan Al-Istizkar mentakwil kalimat “naungan Allah” yang disebutkan dalam hadis ini dengan “rahmat Allah.” Sebab mustahil Allah s.w.t. memiliki bayangan hingga manusia dapat berteduh di bawahnya. Ahli hadis yang dikenal dengan gelaran Hafiz Al-Maghrib ini selanjutnya berkata, “Barang siapa yang berada di bawah naungan Allah, maka ia selamat dari kengerian hari kebangkitan dan segala sesuatu yang tengah menimpa manusia lain pada saat itu seperti rasa khuatir, stres dan (seksaan) keringat.”

Sabda Rasulullah SAW :

كُلُّ امْرِئٍ في ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ». أَوْ قَالَ: «يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ

Setiap orang berada di bawah bayangan (teduhan) sedekahnya sehinggalah selesai perbicaraan di kalangan manusia atau sehingga selesai proses penghakiman manusia (di Mahsyar) – Hadis riwayat Ahmad (hadis sahih menurut syarat Bukhari dan Muslim ) al-Hakim (hadis sahih menurut syarat Muslim ) dan Ibnu Hibban (hadis sahih menurut syarat  Muslim ).

Ini ditambah pula dengan hadisth di bawah

إِنَّ ظِلَّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ

“Sesungguhnya naungan seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad, IV/233, dishahihkan oleh Syu’aib al-Arnauth)

Imam Ali al-Qari berkata, “Makna yang paling jelas adalah sedekah yang ia kerjakan ketika di dunia untuk berbuat baik kepada orang lain. Yang akan menjadi naungan untuknya adalah sedekahnya ataupun pahalanya. Sedekah yang ia berikan dengan hartanya adalah naungan hakiki seperti pakaian atau kemah sebagaimana terdapat dalam sebagian riwayat.” (Mir’at al-Mafatih, VI/715)

Sedekah akan melindungi orang-orang dermawan dari panas matahari pada hari kiamat. Termasuk sedekah dalam hal ini adalah meringankan orang yang berhutang atau menyedekahkan hutang tersebut kepadanya. Sebagaimana dalam hadits,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ غَرِيمِهِ أَوْ مَحَا عَنْهُ كَانَ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Siapa yang meringankan orang yang hutang kepadanya atau menghapusnya sama sekali (menghalalkan hutang tersebut), maka ia di bawah naungan Arsy pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, V/300, dishahihkan Syu’aib al-Arnauth)

Hadis di atas menjelaskan bahawa sesiapa yang memberi hutang kepada orang lain kemudian dia mnghalalkan (memutihkan) hutang tersebut akan berada di bawah naungan Allah di hari kiamat. Ini bermaksud dia sebenarnya telah bersedekah kepada si pemuitang tadi dengan cara memutihkan hutang tersebut, maka layaklah dia mendapat naugan Allah di Mahsyar kelak kerana sedekah tersebut.

JOM Mari Sedekah setiap hari walaupun sekadar senyum dan memberi salam  atau perkataan yang baik.

 قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah kamu meremehkan sedikitpun perbuatan ma’ruf, sekalipun kamu sekedar menemui saudaramu dengan wajah berseri.” (HR Muslim)

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمِسْكِينَ لَيَقُومُ عَلَى بَابِي فَمَا أَجِدُ لَهُ شَيْئًا أُعْطِيهِ إِيَّاهُ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ لَمْ تَجِدِي شَيْئًا تُعْطِينَهُ إِيَّاهُ إِلَّا ظِلْفًا مُحْرَقًا فَادْفَعِيهِ إِلَيْهِ فِي يَدِهِ

“Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu. Sesungguhnya seorang miskin berdiri di depan pintu rumahku, maka aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku berikan kepadanya.” Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: ”Jika kamu tidak menemukan sesuatu yang boleh kamu berikan kepadanya selain kuku binatang yang dibakar, maka serahkanlah kepadanya di tangannya.” (HR Tirmidzi)

 

 

X